1
"maut itu singgah dengan rahasia
seperti surat yang diselipkan di bawah pintu, pagi-pagi sekali
sebelum kau sempat curiga
dan menebak dirimu sendiri
ia mengulurkan tangan padamu
'apa kabar?', suaranya bergetar
di kaca jendela
udara pun kabur di luar sana
bagai mimpimu, yang belum selesai
tertahan sebagai cemas di cermin itu
selebihnya sunyi, hinggap
di jam dinding yang mati
dan bayanganmu melarikan diri
selebihnya diamlah
sebab ia ibumu sendiri
yang memanggil-manggil nama kecilmu
dari hari ke hari"
Jogja, 2002
..................................................................
kau mengajakkku ke laut, ke maut, katamu
perahu-perahu yang pergi ke arah jauh
ke arah hilang
bersama lagu nelayan, di pantai yang memanjang
pertemuan dan perpisahan tak lagi berjarak
namamu namaku sebentar lagi tak berabjad
angin menghapusnya dari atas pasir
juga nama orang tua kita, anak anak kita
juga seluruh masalah yang tinggal di rumah
selama kita bergandengan tangan
menghadapi usia
.........................................
(masih akan kuteruskan)
0
LAUT, MAUT, DAN DI ANTARANYA
LAUT, MAUT, DAN DI ANTARANYA
Rabu, 23 April 2008
Posted in: sajak | 0 Comments | Email This
Langganan:
Postingan (RSS)